Kabar Syuradikara

Semarak Sumpah Pemuda Smks Katolik Syuradikara

SEMARAK SUMPAH PEMUDA SMKS KATOLIK SYURADIKARA

Senin, 28 Oktober 2024

                             

Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui sebuah putusan kongres pemuda kedua di Jakarta 27-28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini merupakan bentuk pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia oleh pemuda dan pemudi di Indonesia dengan pernyataan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Memperingati  Hari Sumpah Pemuda SMKS Katolik Syuradikara Ende melaksanakan beberapa kegiatan.

Kegiatan dimulai dengan apel bersama yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, para guru dan juga siswa-siswi. Bapak Sirilus Keiri, A.Par yang didapuk  menjadi Pembina upacara, mengajak seluruh siswa untuk saling menghargai, mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan sekolah, menggunakan Handphone secara bijak, menanamkan rasa bangga terhadap tanah air dengan cara belajar yang rajin dan tidak menggunakan teknologi untuk mencontek serta mengutamakan Bahasa Indonesia dalam kesehariaanya karena bahasa merupakan jembatan untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba menyongsong bulan Kitab Suci dan bulan Bahasa.

Adapun kategori lomba yakni:

  • Lomba Baca Kitab suci
  • Lomba Mazmur Tanggapan
  • Lomba Kuis Kitab Suci
  • Lomba Pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
  • Lomba Cipta dan Baca Puisi
  • Lomba Story telling
  • Lomba Kreasi Pohon Literasi
  • Lomba Membuat Vlog Sekolah

Dalam rangka mengisi bulan Kitab suci SMKS Katolik Syuradikara mengadakan lomba Baca Kita Suci, Mazmur tanggapan dan Kuis Kitab Suci yang dilaksanakan pada bulan September.

Selanjutnya untuk memeriahkan bulan Bahasa SMKS Katolik Syuradikara mengadakan lomba Cipta dan Baca Puisi, Pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Story telling, Kreasi Pohon Literasi dan Membuat Vlog sekolah.

Pemenang lomba didominasi oleh kelas XI Perhotelan  dengan perolehan kemenangan sebanyak tujuh kategori, diikuti oleh kelas XI ULP dan X Perhotelan yang meraih kemenangan sebanyak lima kategori, selanjutnya kelas X DKV, Kelas XI Kuliner dan terakhir Kelas X ULP.

Dengan semangat Sumpah Pemuda diharapkan para siswa dan siswi semakin menggali potensi yang ada pada diri mereka masing-masing agar semakin maju dalam prestasi akademik maupun non akademik.

 

ISRAMIKA MAHIN, YULITA

Wujudkan Sekolah Bebas Korupsi Smks Katolik Syuradikara Adakan Sosialisasi Anti Korupsi Bagi Siswa-Siswi

 

 

Pada hari Senin (13/05/2024), Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Katolik Syuradikara mengadakan sosialisasi yang bertajuk “Generasi Anti Korupsi; Bersama-sama Lawan Korupsi, Wujudkan Sekolah Bersih dari Penyimpangan”. Sosialisasi ini diikuti oleh seluruh peserta didik serta para guru dan pegawai SMKS Katolik Syuradikara. Pembicara utama dalam sosialisasi ini adalah Agustinus F. Paskalis Dadi, S. Fil., M. Hum, Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Flores dan didampingi oleh empat orang mahasiswa Fakultas Hukum Uniflor.

Sirilus Keiri, S. Par, selaku Wakasek dan Kaprodi Usaha Perjalanan Wisata dan Perhotelan dalam sambutannya menegaskan pentingnya pengetahuan tentang praktik korupsi dan bahaya serta dampak yang ditimbulkan dari praktik korupsi. “Sebagai sebuah sekolah yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan, SMKS Katolik Syuradikara tentu sangat mengedepankan sikap dan komitmen untuk menolak dan melawan segala bentuk penyimpangan termasuk praktik korupsi. Hal ini amat berguna sebagai sebuah pengetahuan dan keterampilan praktis yang akan diterapkan oleh siswa-siswi dalam dunia kerja dan industri”, ungkapnya. Hal ini memiliki kesinambungan yang kuat dengan materi yang dijelaskan selama sosialisasi.

Agustinus F. Paskalis Dadi, selaku pembicara utama menekankan beberapa pokok penting terkait praktik korupsi yang terjadi secara masif di Indonesia, serta ketentuan dan hukum sebagai landasan fundamental dan prosedural yang berlaku di Indonesia dalam rangka menanggapi berbagai praktik korupsi. Menurutnya, Indonesia sebagai sebuah negara hukum tentu mengedepankan asas dan prinsip keadilan dalam menegakkan hukum. Selain itu, berbagai produk hukum yang merupakan konsensus bersama telah dan terus diterapkan serta ditegakkan dalam memberantas kasus korupsi. Selanjutnya, praktik korupsi yang terus dilakukan telah menyebabkan berbagai persoalan krusial di Indonesia, seperti kemiskinan ekonomis, pembangunan yang tidak merata, merosotnya demokrasi dan terutama menyebabkan kerugian negara secara besar-besaran. Praktik korupsi sejauh ini tidak hanya terjadi dalam dunia politik, tetapi juga marak terjadi di dalam dunia pendidikan Indonesia mulai dari pusat hingga ke pelosok desa. Namun dalam perspektif pendidikan, korupsi tidak selalu berkaitan dengan penggelapan uang, tetapi juga berkaitan dengan penggunaan waktu yang tidak maksimal, lemahnya sikap dan komitmen untuk berlaku jujur dan berbagai bentuk penyimpangan lainnya. Hal ini tentu menyebabkan kemerosotan nilai dasar dari seluruh proses pendidikan itu sendiri. Segala bentuk praktik korupsi yang terjadi secara khusus dalam dunia pendidikan akan berdampak pada kemunduran dalam seluruh sistem dari lembaga pendidikan itu sendiri, terutama menimbulkan semacam habitus bagi seluruh warga sekolah untuk melakukan berbagai penyimpangan lainnya. Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi ini pertama-tama diperuntukkan bagi peserta didik yang adalah generasi penerus bangsa, yang bertujuan untuk meletakkan satu dasar yang kokoh yakni pengetahuan dasar tentang bahaya praktik korupsi sejak dini.

Pada akhirnya, seluruh proses sosialisasi ini merupakan satu upaya konkret SMKS Katolik Syuradikara untuk menanggapi gerakan sekolah bebas korupsi yang selalu digaungkan oleh semua orang di negara ini. Selain itu, esensi dasar dari seluruh kegiatan sosialisasi pendidikan anti korupsi ini adalah terbentuknya nilai-nilai serta prinsip dasar dalam setiap pribadi peserta didik untuk tidak melakukan praktik korupsi dari hal-hal yang sederhana, sehingga kemudian mampu menjadi generasi penerus yang militan dalam memperjuangkan nilai kebenaran dan keadilan di masa yang akan datang.

 

Penulis; Andy Denatalis

 

 

SMKS KATOLIK SYURADIKARA GELAR UJIAN SEKOLAH BERBASIS ONLINE

 

Sebanyak lima puluh satu siswa kelas XII angkatan IX SMKS Katolik Syuradikara mengikuti ujian sekolah mulai tanggal 16 hingga 24 April 2024. Pada tahun ini, SMKS Katolik Syuradikara menggelar ujian berbasis online melalui penggunaan aplikasi belajar Exambrowser. Aplikasi Exambrowser merupakan sebuah perangkat internet yang dikembangkan oleh Pusmenjar (Pusat Asesmen dan Pembelajaran) dan digunakan oleh peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Asesmen Nasional. Perangkat ini memiliki tampilan yang berbeda serta dirancang khusus dengan keamanan tingkat tinggi, sehingga peserta didik tidak dapat melakukan kecurangan pada saat mengerjakan soal-soal ujian.

Penggunaan aplikasi Exambrowser dalam ujian sekolah kali ini merupakan sebuah langkah konkret yang ditempuh oleh SMKS Katolik Syuradikara untuk mengatasi kecurangan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal ujian. Selain itu, pemanfaatan aplikasi ini juga dinilai sebagai sebuah upaya penerapan teknologi pembelajaran yang ditekankan dalam seluruh sistem Kurikulum Merdeka.

Kristiana Fransiska Rona, S. Pd, selaku ketua panitia ujian sekolah SMKS Katolik Syuradikara mengatakan bahwa penggunaan aplikasi Exambrowser dalam ujian sekolah tahun ini merupakan sebuah upaya sekolah dalam menanggapi kemajuan teknologi dalam sistem pembelajaran di sekolah. “Pelaksanaan ujian sekolah yang berbasis online melalui penggunaan aplikasi Exambrowser ini adalah sebuah upaya yang ditempuh oleh sekolah SMKS Katolik Syuradikara dalam menanggapi kemajuan teknologi sebagai salah satu media pembelajaran bagi peserta didik”, ucapnya.

https://www.smksyuradikara.sch.id/warta-smk/kabar-syuradikara/ukk-tahun-2024-smkskatoliksyuradikara.html

Selanjutnya, Pater Fidelis Paskalis Klau, SVD, selaku kepala sekolah SMKS Katolik Syuradikara turut menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas seluruh pelaksanaan ujian sekolah yang berbasis online tersebut. “Saya selaku pimpinan mengucapkan terima kasih kepada para guru dan seluruh panitia pelaksana ujian sekolah kali ini, yang telah berinisiatif untuk melaksanakan ujian sekolah yang berbasis online melalui penggunaan aplikasi Exambrowser. Penggunaan aplikasi Exambrowser dalam ujian sekolah kali ini merupakan gambaran bahwa SMKS Katolik Syuradikara sungguh-sungguh tanggap terhadap situasi zaman dan sekaligus merupakan sebuah langkah inovatif dalam membangun sebuah sistem belajar yang sesuai standar kurikulum merdeka”, ucap Pater Fidel.

Ujian sekolah ini akan berlangsung selama satu minggu dan diikuti oleh siswa-siswi dari dua jurusan berbeda yakni jurusan Perhotelan dan Usaha Perjalanan Wisata.

 

Penulis; Andy Denatalis, SVD

 

 

 

SMKS KATOLIK SYURADIKARA MELAKSANAKAN UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN (UKK) BAGI SISWA-SISWI KELAS XII ANGKATAN IX.

Lima puluh satu orang siswa-siswi kelas XII SMKS Katolik Syuradikara angkatan IX dari dua jurusan berbeda yakni Perhotelan dan Usaha Perjalanan Wisata mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) pada tanggal 21-23 Maret 2024. Uji Kompetensi Keahlian (UKK) merupakan penilaian yang diselenggarakan khusus bagi siswa SMK untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang setara dengan kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI. Sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan di kabupaten Ende, SMKS Katolik Syuradikara juga melaksanakan Ujian Kompetensi Keahlian dalam rangka mengukur pencapaian peserta didik.

Ada beberapa mata pelajaran yang dinilai dalam pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian ini seperti Tour Guiding, Tour Planning, Ticketing, Front Office dan House Keeping. Pada hari pertama pelaksanaan UKK (Kamis 21/03/2024), siswa-siswi jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) mengikuti ujian Ticketing dan siswa-siswi dari jurusan Perhotekan mengikuti ujian Front Office (FO).

Untuk Ticketing, peserta UKK melakukan kegiatan pengisian form tarif penerbangan domestik dan internasional dengan menggunakan aplikasi training ticketing yang dibuat khusus untuk mata pelajaran Ticketing secara online dengan peserta didik berjumlah 21 orang. Sedangkan untuk Front Office (FO), peserta UKK melakukan kegiatan menerima tamu (check in), pemesanan (reservation) dan menangani barang bawaan tamu (bellboy). Dalam melakukan kegiatan tersebut peserta UKK menggunakan bahasa Inggris.

Kepala Sekolah SMKS Katolik Syuradikara, Pater Fidelis Paskalis Klau, SVD, memberikan peneguhan kepada lima puluh satu peserta Ujian Kompetensi Keahlian sebelum kegiatan dimulai. “Ujian Kompetensi Keahlian ini sangat penting bagi peserta didik, karena merupakan kesempatan untuk mengaktualisasikan teori-teori pembelajaran yang diperoleh selama proses pembelajaran dalam kelas. Selain itu juga UKK ini merupakan tolok ukur bagi peserta didik, untuk mengukur sejauh mana kalian mampu menerapkan apa yang telah mereka peroleh selama belajar di SMKS Katolik Syuradikara.”

Pembinaan Karakter Peserta Didik Kelas XII dengan Kegiatan Ret-Ret

SISWA-SISWI KELAS XII SMKS KATOLIK SYURADIKARA ANGKATAN IX MENGIKUTI RET-RET DI KEMAH TABOR MATALOKO

Pada bulan Februari 2024, sebanyak 51 siswa-siswi kelas XII Smk Swasta Katolik Syuradikara angkatan IX mengikuti kegiatan ret-ret akhir tahun pelajaran 2023/2024 di Kemah Tabor-Mataloko. Kegiatan ret-ret ini dibimbing oleh Pater Fredy Sebho, SVD seorang Imam Serikat Sabda Allah yang sehari-hari bertugas sebagai formator bagi para frater SVD di Ledalero dan sekaligus sebagai dosen pada Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero (IFTK). Ret-ret ini dikemas dalam satu tema khusus “Jangan Sia-Siakan Masa Muda”. Tema ini merupakan titik tolak sekaligus batu pijakan bagi seluruh proses ret-ret yang berlangsung selama tiga hari tersebut. “Jangan Sia-Siakan Masa Muda” merupakan sebuah ajakan persuasif bagi siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX untuk kembali melihat identitas mereka sebagai pribadi ciptaan Tuhan yang paling unik dengan segala kemampuan dan akal budi yang dimiliki.

Ret-ret sebagai sebuah Proses Tansformasi Diri

Di bawah tema “Jangan Sia-Siakan Masa Muda”, siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX dibimbing untuk membuat semacam penilaian sekaligus evaluasi diri untuk kembali menemukan makna keberadaan atau eksistensi mereka sebagai pribadi di hadapan keluarga, sesama, anggota masyarakat dan di hadapan Tuhan. Penilaian diri yang dimaksudkan di sini adalah sebuah proses menemukan kembali atau melihat kembali aspek dan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam setiap pribadi mereka. “Ret-ret bukan sebuah kesempatan untuk menguduskan diri, melainkan sebuah kesempatan untuk mentransfromasi diri ke arah yang lebih baik”. Kalimat ini merupakan sebuah pesan bermakna yang disampaikan oleh Pater Fredy Sebho, SVD selaku pembimbing ret-ret di awal kegiatan hari pertama. Pesan ini dinilai sebagai sebuah batu pijakan bagi peserta ret-ret untuk secara sungguh-sungguh mengikuti seluruh proses refleksi selama ret-ret dengan baik.

Seluruh proses ret-ret yang berlangsung tiga hari tersebut tidak hanya dilihat sebagai sebuah langkah atau proses untuk memahami kedalaman diri dari segi aspek psikoemosional dan afeksi, tetapi juga untuk kembali melihat sejauh mana proses penerapan aspek-aspek intelektual, sosial dan kerohanian dari siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX dalam kehidupan mereka. Pada titik inilah maka ret-ret ini boleh dimaknai sebagai sebuah proses pembinaan karakter dan pemaknaan diri di tengah realitas hidup sebagai seorang pelajar, anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota Gereja.

Proses pemaknaan diri ini dibentuk melalui berbagai bimbingan rohani seperti doa pribadi dan bersama, refleksi diri, syering kelompok, yang semuanya bermuara kepada usaha untuk menemukan berbagai kekurangan dan kelebihan, baik itu yang tampak melalui sikap, tingkah laku, tutur kata, kebiasaan dan cara hidup setiap hari. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini merupakan titik tolak bagi seluruh proses refleksi selama ret-ret, siapakah saya di hadapan Tuhan dan sesama? Hal-hal apa saja yang tampak dalam sikap hidup saya yang turut memengaruhi relasi saya dengan Tuhan dan sesama? Apakah sikap hidup saya sudah menunjukkan identitas saya sebagai pelajar, anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota Gereja? Apa komitmen baru yang akan saya laksanakan ke depan demi terwujudnya pribadi yang berkualitas dan berintegritas?

Sejumlah pertanyaan di atas pada dasarnya bertitik tolak dari seluruh pergulatan siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX tentang eksistensi mereka di tengah realitas kehidupan. Selanjutnya, jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan di atas menjadi semacam titik tolak bagi proses transformasi diri mereka ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Transformasi diri ini mutlak perlu bagi terbentuknya sebuah pribadi yang berkualitas dan berintegritas secara khusus semakin menjadi bijaksana dalam menanggapi setiap tantangan zaman.

Pembinaan Karakter Peserta Didik Kelas X dan XI

SMKS KATOLIK SYURADIKARA MENGADAKAN KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI BAGI SISWA-SISWI KELAS X DAN XI

Pada pertengahan semester pertama tahun ajaran 2023/2024, Smks Katolik Syuradikara mengadakan satu kegiatan yakni bimbingan rohani bagi siswa-siswi kelas X dan XI. Kegiatan bimbingan rohani ini merupakan salah satu program rutin yang dicanangkan oleh tim pastoral sekolah setiap tahunnya. Kegiatan ini dikemas dalam satu model rekoleksi terpimpin dengan tema “Tolak Kekerasan, Sambut Persahabatan Untuk Mewujudkan Lingkungan Belajar Yang Positif”. Tema ini berkiatan dengan upaya pengentasan kasus kekerasan yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Melalui kegiatan ini, siswa-siswi diharapkan mampu memahami aspek persaudaraan (comunio) dalam lingkungan sekolah, sehingga kemudian segala bentuk kekerasan tidak terjadi di dalam lingkungan sekolah, dan sekolah pun dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi setiap orang yang hendak belajar dan menimba ilmu.

Bimbingan Rohani sebuah Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Katolik Syuradikara (SMKS Katolik Syuradikara), sebagai sebuah lembaga pendidikan menengah kejuruan swasta juga tidak luput dari intervensi teknologi. Namun demikian, lembaga pendidikan ini juga senantiasa mengedepankan pembentukan dalam bidang akademis, sosial dan agama melalui berbagai metode pembelajaran khusus seturut bidang keahlian masing-masing peserta didik.  Metode pembelajaran khusus ini dinilai sebagai sebuah usaha untuk menata keseimbangan antara pengaruh teknologi yang menyebar secara masif dan upaya praktis lembaga pendidikan SMKS Syuradikara dalam meningkatkan daya pikir yang kritis dan logis, juga pengembangan dalam aspek kepribadian dan sosial. Upaya ini bertendensi menciptakan peserta didik yang melek teknologi sekaligus memiliki kecerdasan akademis dan sosial yang baik dan matang.

Salah satu program yang getol dicanangkan oleh lembaga pendidikan SMKS Syuradikara saat ini adalah pembangunan dan peningkatan kecerdasan spiritual siswa. Upaya ini ditempuh melalui berbagai kegiatan rohani seperti, membaca dan merenungkan Kitab Suci, syering Kitab Suci, meditasi terpimpin, rekoleksi dan bimbingan rohani. Salah satu upaya untuk membangun serta meningkatkan aspek kecerdasan spiritual siswa Smks Katolik Syuradikara adalah pelaksanaan bimbingan rohani bagi kelas X dan XI pada pertengahan semester tahun ajaran 2023/2024. Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk dapat mengembangkan dirinya secara utuh melalui berbagai kegiatan penerapan nilai-nilai positif. Selanjutnya, kecerdasan spiritual dapat berperan sebagai mediator yang membantu seseorang untuk dapat mengatasi berbagai persoalan dan kemudian berusaha untuk berdamai dengan persoalan tersebut.

Bertolak dari konsep sederhana di atas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang melibatkan siswa-siswi kelas X dan XI dari tiga jurusan berbeda ini pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan aspek kecerdasan spiritual siswa yang merupakan bagian integral dari seluruh proses pendidikan di lembaga Smks Katolik Syuradikara sebagai sebuah lembaga pendidikan swasta katolik. Peningkatan dan penguatan aspek kecerdasan spiritual ini menjadi satu kekuatan baru bagi terbentuknya sebuah model paradigma berpikir baru dalam diri peserta didik tentang pentingnya aspek spiritual dalam diri sebagai tolak ukur untuk menilai dan melihat hal-hal baik dan buruk.

SMKS KATOLIK SYURADIKARA MENGADAKAN WIDYAWISATA KE KABUPATEN NGADA

Pada Sabtu tanggal 03 Februari 2024, rombongan Smks Katolik Syuradikara yang terdiri dari guru dan pegawai serta kelas X dan XI dari tiga jurusan berbeda melakukan perjalanan dari kota Ende menuju arah barat pulau Flores yaitu Kabupaten Ngada. Sasaran kegiatan ini adalah sejumlah tempat wisata unggulan yang terdapat di Kabupaten Ngada seperti puncak Wolobobo, kampung adat Gurusina dan air panas Malanage.

Kegiatan Widyawisata SMKS Katolik Syuradikara

Kegiatan widyawisata ini berlangsung selama satu hari penuh. Dalam pelaksanaannya, siswa-siswi terlibat secara aktif baik sebagai peserta tour maupun sebagai guide atau pemandu wisata. Selama perjalanan menuju tempat wisata, siswa-siswi jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) bertindak sebagai guide atau pemandu yang bertugas memberikan informasi dan penjelasan tentang tempat wisata yang dikunjungi kepada peserta tour ketika masih berada di dalam mobil maupun ketika berada di tempat wisata. Objek wisata pertama sekaligus menjadi tempat perhentian pertama adalah Penggajawa Beach atau yang dikenal dengan sebutan Pantai Batu Hijau Penggajawa. Pantai ini terletak di Desa Penggajawa, Kecamatan Nanga Panda Kabupaten Ende, NTT. Pantai ini berada di arah barat kota Ende atau tepat di pinggir jalan trans Flores.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 4 jam dari Ende, rombongan akhirnya tiba di tempat wisata Puncak Wolobobo. Puncak Wolobobo menjadi perhentian pertama sebelum menuju dua tempat wisata lainnya yang berada di Kabupaten Ngada yaitu Kampung Adat Gurusina dan Air Panas Malanage (Malanage Hotspring). Bukit Wolobobo (Wolobobo Hill) merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Ngada. Bukit Wolobobo terletak di Desa Turekisa, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, NTT. Puncak Wolobobo ini terletak di ketinggian 1700 mdpl. Kondisi geografis inilah yang memungkinkan setiap pengunjung dapat merasakan sensasi wisata di atas awan, dengan cuaca yang dingin dan pemandangan Gunung Inerie yang lancip dan gagah serta selalu diselimuti awan tebal. Selama kurang lebih 30 menit berada di atas Puncak Wolobobo, para guide yang merupakan siswa-siswi kelas XI Smks Katolik Syuradikara jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) memberikan berbagai informasi dan penjelasan tentang objek wisata Wolobobo, seperti akses menuju Puncak Wolobobo, fasilitas bagi pengunjung dan sejarah seputar Puncak Wolobobo. Penjelasan dan informasi yang disampaikan sangat membantu peserta widyawisata untuk dapat memahami objek wisata Puncak Wolobobo secara baik dan benar.

Tepat pukul 12.30 WITA, rombongan widyawisata Smks Katolik Syuradikara bertolak menuju tempat wisata kedua yaitu Kampung Adat Gurusina. Kampung Adat Gurusina merupakan salah satu kampung adat tertua yang terletak di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, NTT. Gurusina ini berada tepat di lereng Gunung Inerie dengan jarak tempuh sekitar 21 km dari Bajawa dan 16 km dari Aimere. Secara historis, Kampung Adat Gurusina ditemukan oleh seorang misonaris Belanda pada tahun 1934. Ketika itu, kampung adat ini masih terletak di puncak Gunung Inerie, dan sekitar tahun 1942 penduduk asli memindahkannya ke dataran yang lebih rendah. Namun jauh sebelum ditemukan oleh misionaris Belanda, Kampung Adat Gurusina ditaksir sudah ada kurang lebih 500 abad yang lalu, sehingga kemudian Kampung Adat Gurusina dianggap sebagai perkampungan tertua di pulau Flores. Historisitas Kampung Adat Gurusina ini merupakan materi utama yang dijelaskan oleh seorang siswi yang menjadi guide selama rombongan widyawisata Smks Katolik Syuradikara berada di Kampung Adat Gurusina. Materi tersebut turut disempurnakan oleh penjelasan tentang model rumah adat dan masyarakat yang mendiami semua rumah adat Gurusina yang disampaikan oleh seorang pemandu lokal Kampung Adat Gurusina.

Setelah kurang lebih 30 menit berada di Kampung Adat Gurusina, rombongan kemudian bertolak menuju tempat wisata Air Panas Malanage. Tempat wisata Air Panas Malanage ini menjadi tempat wisata terakhir yang dikunjungi oleh rombongan widyawisata Smks Katolik Syuradikara kali ini. Air Panas Malanage (Malanage Hotspring) ini terletak di Desa Dariwali, Kecamatan Jerebuu, atau sekitar 21 km dari Kota Bajawa. Air Panas Malanage merupakan salah satu ekowisata di Kabupaten Ngada. Berbeda dengan objek wisata air panas lainnya, Air Panas Malanage ini merupakan aliran air panas yang mengalir secara alami. Hal unik dari wisata Air Panas Malanage ini adalah terjadinya pertemuan dua aliran sungai; sungai Waeroa yang bersuhu dingin dan bertemu dengan aliran air sungai Waebana yang bersuhu panas. Perpaduan keduanya menghasilkan suhu air hangat yang biasa digunakan oleh pengunjung untuk mandi sambil menikmati alam yang asri dengan pepohonan hijau yang mengelilingi kolam air panas tersebut. Selama berada di tempat wisata Air Panas Malanage ini, peserta widyawisata memperoleh cukup banyak pengalaman yang diperkaya oleh penjelasan dan informasi dari beberapa siswa-siswi yang bertugas sebagai guide dalam rombongan, seperti penjelasan tentang akses menuju Air Panas Malanage dan fasilitas bagi pengunjung; pondok untuk bersantai, kamar mandi dan toilet. Akhir dari kegiatan ini ditutup dengan makan siang bersama di tempat wisata Air Panas Malanage.

Widyawisata sebagai sebuah Eksperiental Learning

Sebagai sebuah lembaga pendidikan kejuruan yang bergerak di bidang pariwisata, Smks Katolik Syuradikara memiliki salah satu program unggulan yaitu widyawisata bagi kelas X dan XI. Kegiatan ini merupakan kunjungan ke tepat-tempat atau destinasi wisata unggulan di wilayah-wilayah baik dalam pulau Flores maupun di luar pulau Flores. Secara etimologi, widyawisata merupakan gabungan dari dua suku kata “widya” dan “wisata” yang berarti sebuah perjalanan rombongan ke luar daerah dalam rangka kunjungan studi dengan tujuan untuk menambah pengetahuan. Smks Katolik Syuradikara merupakan sebuah lembaga pendidikan vokasi yang bergerak di bidang pariwisata, oleh karena itu kegiatan widyawisata ini merupakan satu model pembelajaran penting bagi peserta didik guna menambah wawasan mereka tentang objek wisata. Widyawisata ini dilihat sebagai sebuah eksperiental learning bagi peserta didik. Sebagai sebuah eksperiental learning, kegiatan widyawisata mengutamakan aspek pengamatan atau observasi untuk mencapai sebuah pengalaman dan wawasan tentang pariwisata.

Kegiatan widyawisata yang dilaksanakan oleh Smks Katolik Syuradikara pada dasarnya memiliki substansi dasar yakni sebagai sebuah proses aktualisasi atau penerapan praktis dari berbagai teori tentang dunia pariwisata yang diajarkan dalam kelas. Dengan demikian, kegiatan wisyawisata ini bukan hanya dilihat sebagai sebuah program atau rutinitas tahunan, melainkan sebuah proses eksperiental learning yang bertujuan untuk menambah sekaligus melengkapi pengetahuan peserta didik, melalui metode pengamatan atau observasi untuk memperoleh pengalaman belajar yang berkualitas tentang dunia pariwisata.

LIVE IN SMKS KATOLIK SYURADIKARA DI PAROKI ROH KUDUS DETUKELI ENDE

Mengukir Kenangan Indah dan Pengalaman Berharga

Pada tanggal 9 hingga 11 Februari 2024, SMKS Katolik Syuradikara Ende mengadakan kegiatan live in yang mengguncang Paroki Roh Kudus Ende. Sebanyak 70 peserta, yang terdiri dari 15 guru dan 55 siswa, turut serta dalam acara ini yang dipenuhi dengan kebersamaan, belajar, dan pengalaman baru.

Pengantar

Rombongan disambut oleh Ketua dan Pengurus DPP Paroki

Kegiatan ini dimulai pada hari Jumat, 9 Februari 2024, dengan hangatnya sambutan bagi peserta live in oleh Pastor Paroki yang diwakili oleh Pater Selo SVD, serta hadirnya dewan paroki dan para ketua lingkungan. Suasana kekeluargaan segera tercipta saat peserta live in ditempatkan di rumah-rumah umat untuk menginap, memulai petualangan yang penuh makna.

Kebersamaan dan Persahabatan

Hari pertama diisi dengan kebersamaan dan pembentukan ikatan antara peserta live in dan umat setempat. Mereka berbagi cerita, pengalaman, dan kehidupan sehari-hari, memperkaya perspektif satu sama lain. Meski pun tanpa kegiatan resmi, momen ini menjadi fondasi yang kuat untuk menjalin hubungan yang erat.

Senam bersama dan pertandingan persahabatan bersama siswa/i SMPS Katolik Detukeli

Hari kedua, Sabtu 10 Februari, menjadi hari yang penuh dengan aktivitas. Dimulai dengan senam pagi bersama peserta live in dan siswa SMP sekitar Paroki Detukeli, suasana segar dan energik memenuhi udara. Pertandingan persahabatan voli putra dan putri antara SMKS Katolik Syuradikara dan siswa SMP setempat menjadi highlight atau yang menarik di hari tersebut. Di samping itu, latihan koor, pembersihan gereja, dan dekorasi aula juga dilakukan sebagai persiapan untuk acara rekreasi bersama.

Perayaan Ekaristi dan Sosialisasi

Hari terakhir, Minggu 11 Februari, diawali dengan perayaan Ekaristi bersama umat Paroki Detukeli. Suasana keagamaan yang khusyuk dipenuhi dengan keindahan suara koor yang dipimpin oleh siswa dan guru SMKS Katolik Syuradikara. Perayaan ini dipimpin oleh P. Fidel Klau, SVD sebagai kepala sekolah, didampingi oleh para Pastor Paroki Detukeli.

Setelah perayaan Ekaristi, dilakukan sosialisasi SMKS Katolik Syuradikara kepada umat dan anak-anak SMP dan SD di Paroki Detukeli serta orang tua mereka. Acara ini menjadi momen berharga untuk berbagi tentang sekolah dan potensi-potensi yang dimiliki. Berbagai penampilan, termasuk tarian tradisional, vokal grup, dan vokal solo, menjadi hiburan yang menghangatkan hati semua yang hadir.

Penutup yang Mengharukan

Setelah acara berakhir, peserta live in pun mengucapkan sayonara. Namun, kenangan indah dan pengalaman berharga dari kegiatan ini akan tetap terpatri dalam hati dan pikiran mereka. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan dan memperluas cakrawala pengalaman siswa 

Dengan demikian, kegiatan live in SMKS Katolik Syuradikara di Paroki Roh Kudus Detukeli Ende tidak hanya menjadi peristiwa sekolah biasa, tetapi juga menjadi momen yang membekas dan bermakna bagi semua yang terlibat.

KEGIATAN TRAINING GATHERING

8 Siswi SMK Swasta Katolik Syuradikara Mengikuti Kegiatan Training Gathering

Saat ini sudah ada 58 siswa-siswi SMK Swasta Katolik Syuradikara yang sedang menjalankan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) di Bali. Mereka semua tersebar di berbagai hotel yang ada di Bali. Dari 58 siswa-siswi ini, ada 33 siswa yang sudah menjalankan PRAKERIN-nya selama kurang lebih 2 bulan. Ada banyak kegiatan yang sudah mereka ikuti. Salah satunya adalah training gathering.

Ada 8 siswi yang saat ini berpraktek di Grandmass dan Amnaya, sejauh ini sudah dua kali mengikuti kegiatan training gathering. Kegiatan ini pertama kali mereka ikuti pada tanggal 11 Agustus 2021. Pada training gathering yang pertama ini mereka diberi pengetahuan mengenai dasar komunikasi dalam industri perhotelan. Dasar komunikasi ini dimulai dari komunikasi dengan team dan guest. Selain itu, mereka juga diminta untuk menghafal serta memperagakan VMV (Visi, Misi, dan Value) dari Grandmas dan Amnaya.

Pada tanggal 15 September 2021 mereka kembali mengikuti kegiatan training gathering ini. Dalam training gathering yang kedua ini mereka belajar tentang produk hotel. Mereka belajar tentang set-up yang ada di room baik gues amenities yang ada di bedroom dan di bathroom, maupun guest suplies. Mereka juga belajar mengenai jenis kamar dan fasilitas yang disedikan di hotel mereka masing-masing (Grandmas Seminyak, Amnaya Resort Kuta, Grandmas Hotel Plus Airport, Grandmas Legian, dan Amnaya Benoa). Seluruh proses kegiatan training gathering ini dikoordinasi oleh Ibu Lestari, sebagai Cooperate Trainee Manager Grandmass dan Amnaya.

Intan Elu, salah seorang siswi yang turut serta dalam kegiatan ini, berkomentar: “Kami sangat menikmati kegiatan training gathering ini. Dari kegiatan ini kami memperoleh banyak pengetahuan tentang perhotelan. Kami juga merasa senang karena dengan adanya kegiatan ini kami bisa bertemu, berkumpul bersama, berkenalan, dan berbagi pengalaman dengan teman-teman dari unit-unit yang lainnya”.

“Selama proses kegiatan ini, kami sering diuji atau ditanya oleh Ibu Lestari setelah selesai penyampaian materi. Trainee yang bisa menjawab dengan baik dan benar akan diberi hadia”, lanjut siswi yang saat ini berpraktek di Grandmas Hotel Seminyak.

Putri Sato, siswi lainnya yang saat ini berpraktek di Grandmas Hotel Legian menambahkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena selain diajarkan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan perhotelan, mereka juga diajarkan tentang bagaiamana menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar. Terkait dengan bahasa Inggris, ia kembali menambahkan bahwa mereka juga memiliki jadwal khusus, yakni pada hari selasa untuk mengikuti English Class bersama Ibu Lestari dan senior-senior yang ada hotel. Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kegiatan training gathering ini adalah kegiatan wajib bulanan.

BULAN KITAB SUCI 2021

SMK Swasta Katolik Syuradikara Menyelenggarakan Lomba Membuat Tempat Pentaktahan Kitab Suci

SMK Swasta Katolik Syuradikara memiliki cara yang khas untuk memaknai bulan Kitab Suci. Sekolah ini menyelenggarakan lomba membuat tempat pentaktaan Kitab Suci. Masing-masing kelas diwajibkan untuk berkreasi dan berkreativitas.

Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter

Pastor Paul Budi Kleden SVD: Pemimpin Baru SVD Sejagat

Pastor Paul Budi Kleden SVD: Pemimpin Baru SVD Sejagat

Pastor Paul Budi Kleden SVD, asal Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih menjadi superior jenderal atau pemimpin umum Serikat Sabda Allah/Societas Verbi Divini (SVD) di seluruh dunia.

Ia memimpin kongregasi itu selama 6 tahun hingga 2024, terhitung sejak ia terpilih pada Rabu, 4 Juli.

Pastor Paul menjadi superior jenderal ke-12 dalam sejarah SVD, kongregasi yang didirikan oleh Santo Arnoldus Janssen, imam diosesan asal Jerman  tahun 1875.

Ia menggantikan pendahulunya, imam asal Jerman, Heinz Kulueke. Ia juga tercatat sebagai orang kedua dari Asia yang menduduki jabatan itu, di mana yang pertama berasal dari Filipina.

Dari Waibalun untuk Dunia

Pastor Paul lahir pada 16 November 1965 di Waibalun-Larantuka, Flores Timur, yang dikenal sebagai gerbang masuknya Agama Katolik di Flores. Ia adalah anak kelima dari almarhum Bapak Petrus Sina Kleden dan Ibu Dorotea Sea Halan. Pastor Paul memiliki dua saudara laki-laki dan empat saudara perempuan.

Pendidikan formalnya dimulai dari SDK Waibalun, lalu ke Seminari Menengah San Dominggo, Hokeng, di dekat kota Larantuka. Ia bergabung dengan SVD  tahun 1985, lalu menyelesaikan studi filsafat di Sekolah Tinggi Fisafat Katolik (STFK) Ledalero. Studi teologi kemudian ditempuhnya di Austria dan kemudian ditahbisan menjadi imam di negara tersebut pada 15 Mei 1993. Selama tiga tahun pasca tahbis, ia bekerja di Swiss sebagai pastor kapelan di dua paroki, di Steinhausen dan kemudian di Auw. Pada 1996-2000, ia menjalani studi doktoral bidang teologi sistematik di Albert Ludwig’s University, Freiburg, Jerman. Pulang studi, ia mengabdi di alma maternya STFK Ledalero dan mengampu sejumlah mata kuliah di program sarjana, termasuk eklesiologi, teodicea dan postmodernisme, juga teologi politik di program magister.

Ia menduduki posisi anggota dewan provinsi SVD Ende pada 2005-2008 dan wakil provinsial selama satu tahun pada periode ini. Pada 2011, ia diangkat menjadi direktur program pasca sarjana di Ledalero. Namun, posisi itu kemudian ia tinggalkan setelah setahun kemudian, ia pindah ke Roma, karena dipilih menjadi anggota dewan jenderal SVD.

Cerdas dan Ramah

Kabar pemilihannya sebagai superior jenderal memunculkan beragam reaksi dari rekan-rekannya, juga mantan mahasiswanya. Uskup Pangkalpinang, Mgr Adrianus Sunarko OFM, teman kelas Pastor Paul selama kuliah doktor menyebut, penunjukkan itu bukan sesuatu yang mengejutkan, “mengingat kemampuan yang dia miliki.”

Superior General Societas Verbi Divini (SVD) Sejagat

“Ia (memiliki) banyak talenta, tekun, pandai, juga suka mencari ide-ide yang baru,” ungkap uskup yang ditahbiskan 23 september 2017 lalu itu.

Ia mengaku dibimbing oleh profesor yang sama dengan Pastor Paul saat kuliah. Pada 2010, keduanya juga sempat sama-sama menjadi editor untuk buku Dialektika Sekularisasi, yang menampilkan diskusi antara Filsuf Jerman, Jurgen Habermas dan Joseph Ratzinger (Paus Emeritus Benediktus XVI), lalu masing-masing menulis tanggapan terhadap keduanya.

Florianus Geong, salah satu mantan mahasiswanya yang kini bekerja sebagai aktivis di Papua menggambarkan bagaimana Pastor Paul sangat dekat dengan mereka, tidak hanya di bangku kuliah.

“Ia selalu memotivasi dan rendah hati mendengarkan keluhan serta berdiskusi dengan para mahasiswa,” katanya.

“Kamarnya tak pernah sepi, selalu ramai oleh mahasiswa yang datang berdiskusi atau meminjam buku, juga hanya untuk menghabiskan jagung titi,” lanjut Flori.

Ia menyebut Pastor Paul sebagai pastor teladan. “Hidupnya adalah contoh yang patut ditiru.”

Mantan murid lainnya, Gusti Adi Tetiro, mengatakan, terpilihnya Pastor Paul adalah sesuatu yang ”tepat, cerdas dan bijak” bagi SVD.

“Ia orang yang pintar dan baik, yang selalu bisa menyapa orang dari berbagai latar belakang dan golongan, baik pejabat, petinggi gereja, masyarakat adat, hingga anak muda,” katanya.

Pastor Otto Gusti Madung, rekan dosennya di STFK Ledalero menyebut Pastor Paul sebagai “teolog yang cerdas” dan mengakui kekhasannya yang sangat dekat dengan mahasiswa.

“Ia mengenal semua mahasiswanya dengan namanya. Bayangkan, dari sekitar 800-an mahasiswa kuliah di Ledalero, ia mengenal mereka semua,” katanya.

Teologi Terlibat

Di STFK Ledalero, salah satu hal yang dianggap sebagai warisan penting Pastor Paul adalah apa yang disebut dengan teologi terlibat, gagasan yang dituangkannya dalam buku berjudul sama pada 2003.

Dalam salah satu tulisannya, ia memadatkan konsep itu dengan penjelasan berikut: menjadi seorang teolog berarti menjadi bagian dari upaya untuk melawan kondisi yang tidak manusiawi dan membangun masyarakat yang adil dan damai.

Menurut Pastor Otto, dengan persepektifnya itu, Pastor Paul “tidak berteologi di menara gading kampus, tetapi terlibat dalam advokasi untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat pinggiran.”

Pastor Otto mengingat bagaimana Pastor Paul terlibat aktif dalam kasus advokasi seorang pembantu yang dihamili seorang bupati di Flores, juga membela para petani di Colol, Kabupaten Manggarai yang ditembak mati pada 2004 karena menentang kebijakan pejabat lokal.

Ia mengatakan, Pastor Paul senantiasa membangun teologinya dalam dialektika dengan ilmu-ilmu sekular dan persoalan-persoalan sosial, baik politik, pendidikan, kebijakan publik, hak hak asasi manusia, gender, hingga korupsi.

Pastor Avent Saur SVD, imam yang menjadi perintis kelompok pemerhati penderita ganggung jiwa menyebut “teologi terlibat” itu sebagai gagasan “yang cerdas dan progresif” karena memberi dasar penting bagi keberpihakan Gereja atau misionaris SVD dalam masalah-masalah sosial.”

Harapan

Dengan tugasnya yang dipercayakan kepadanya kini, Pastor Paul memimpin lebih dari 6.000 anggota SVD yang tersebar di seluruh dunia.

Gusti Adi Tetiro berharap, semoga di bawah kepemimpinannya, SVD bisa selalu keluar dari ghetto dan membawa inspirasi angin perubahan bagi gerakan sosial politik dunia dan lokal di tempat mereka bermisi.

Pastor Avent menyatakan harapan serupa, agar Pastor Paul mencetus kebijakan-kebijakan misioner untuk tak jemu-jemunya terlibat secara serius dalam persoalan-persoalan sosial dunia.

Hal demikian, kata dia, penting “agar kenyamanan posisi religius dan kesunyian di balik tembok biara tidak diakrabi sebagai strata sosial dan kesejahteraan ekonomi yang hampa.

“Tetapi, itu terutama sebagai wadah untuk mewujudkan iman yang benar-benar terlibat,” katanya.

Sumber: https://indonesia.ucanews.com/2018/07/06/pastor-paul-budi-kleden-svd-pemimpin-baru-svd-sejagat/, Diakses, Sabtu, 20 April 2019.

Kepramukaan: Selama Hayat Dikandung Badan

Oleh: Eto Kwuta 

Pramuka tidak sekedar basa-basi, tempat bermain tanpa arti, ruang berekspresi tanpa hasil, tetapi merupakan wadah pembentukan mentalitas kepribadian anak-anak Indonesia yang cerdas, terampil, maju, berwawasan luas dan mampu bersaing di tengah perkembangan ilmu dan teknologi. Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Tapi sebelum singkatan ini ditetapkan, kata Pramuka asalnya diambil oleh Sultan HamengkuBuwono IX dari kata "Poromuko" yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Dalam perjalanan pendidikan di Indonesia, kepramukaan diputuskan menjadi ekstra wajib bagi semua tingkat pendidikan dari SD sampai SMA/SMK/MA, dan lainnya.

Pada hari Kamis, 04 April sampai 07 April 2019, kedua lembaga pendidikan SMA Syuradikara dan SMK Swasta Katolik Syuradikara mengadakan perkemahan akbar di Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Perkemahan ini dinamakan PERJUSAMI (Perkemahan Jumat - Sabtu - Minggu). Pada hari Jumat, 05 April 2019, apel pembuka kegiatan Pramuka dipimpin oleh Kakak Silvester Keu, S.Pd. Beliau dimandatkan sebagai koordinator umum dalam seluruh kegiatan kepramukaan Syuradikara. 

"Menjadi anggota Pramuka berarti Anda harus siap menjadi pahlawan. Dengan melihat semangat visi dan misi kedua lembaga sekolah SMA dan SMK Syuradikara, maka Anda siap menjadi pahlawan utama," ungkapnya dalam sambutan.

Lebih jauh, Kakak Silvester Keu menambahkan soal pembentukan karakter anak-anak yang siap tampil di tengah krisis yang melanda Indonesia. Krisis dalam semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya.

"Pramuka Syuradikara akhirnya mengperkenalkan juga tentang tempat perkemahan di Desa Wologai Tengah. Pihak pengelolah bumi perkemahan Wologai merasa bersyukur dan bangga atas kesediaan kedua lembaga besar SMA dan SMK Syuradikara memilih Wologai sebagai tempat perkemahan," tegas Kakak Wempy selaku ketua pengelolah perkemahan ini.

Dalam pertemuan bersama Dewan Kehormatan Pramuka, Kaka Pembina Fernando Hampaty pun menegaskan tentang keterlibatan DKP dalam kepanitiaan merupakan satu jalan untuk belajar berorganisasi dalam level pramuka SMA/SMK. Tentu saja, menjadi Dewan Kehormatan Pramuka berarti menjadi panutan dalam seluruh proses kepramukaan. Untuk itu, Pramuka harus melekat dalam diri semua anggota Pramuka selama hayat dikandung badan. Ini berarti, selama kita hidup dan sampai mati pun, Pramuka adalah kunci bagi semua insan Indonesia untuk bertarung melawan tantangan Globalisasi. 

Br. Kris Riberu saat memimpin upacara Jalan Salib (Jumat, 5 April 2019)

Dengan demikian, kunci kesuksesan di masa depan adalah dengan menguasai semua tata cara kepramukaan dan belajar tentang sejatinya menjadi pramuka yang handal dalam setiap persoalan hidup. Dinamika kepramukaan yang sadar konteks adalah pembentukan karakter anak-anak yang siap berimprovisasi dan berkolaborasi dalam semua lini kehidupan.*

 

The Learning Process

The deep issue is not one of a method or technique for learning, but one of ‘distance. How far is the learner to be from what is to be learned? In the first case, there is no distance between the learner and the object of learning. In a second, more familiar, case, there is a middle distance between the learner and the object, not an absence of distance, but not a considerabledistance either. In a third case, there is indeed considerable distance between the person who learns and thi thing he or she is learning about.

Pramuka Syuradikara

Di balik sifat Pater Don yang sering membuat canda tawa dan terlihat santai, ia merupakan sosok yang tegas dalam peraturan dan disiplin waktu. Saat terjadi pelanggaran di asrama, ia tidak segan-segan untuk memberikan hukuman bagi pelanggarnya. Menurut Pater Don, “Kualitas umum anak-anak Syuradikara baik, namun secara khusus anak-anak Syuradikara masih perlu dibina lagi seperti kedisiplinan. Mengapa? karena keberhasilan dari suatu lembaga ditentukan oleh kedisiplinan. Semakin kurangnya kedisiplinan dari suatu Lembaga, maka kualitas akan semakin menurun. Sebaliknya, semakin tinggi kedisiplinan, maka kualitas juga semakin meningkat.”

Kesan dan pesan dari Pater Don untuk Syuradikara ”Perlu meningkatkan kedisiplinan, bukan hanya dari guru pegawai, para pastor dan bruder dan anak-anak, tetapi masing-masing kita harus menyadari diri bahwa kita juga kurang disiplin.”

Selain itu, Pater Don juga berpesan agar siswa-siswi harus tekun dalam meningkatkan potensi yang ada dalam diri masing- masing, baik itu kemampuan intelek maupun keterampilan dan karakter.

“Kita harus mempunyai cita-cita. Diibaratkan cita-cita itu merupakan jalan. Apabila kita berjalan tanpa arah dan tujuan maka tak akan ada tujuan dalam hidup kita. Namun saat kita sudah memiliki cita-cita, kita pasti mempunyai persiapan dan kesanggupan untuk mencapai cita-cita itu.” Demikian kata Pater Don memotivasi.

 

Peta Lokasi

Social Media