SISWA-SISWI KELAS XII SMKS KATOLIK SYURADIKARA ANGKATAN IX MENGIKUTI RET-RET DI KEMAH TABOR MATALOKO
Pada bulan Februari 2024, sebanyak 51 siswa-siswi kelas XII Smk Swasta Katolik Syuradikara angkatan IX mengikuti kegiatan ret-ret akhir tahun pelajaran 2023/2024 di Kemah Tabor-Mataloko. Kegiatan ret-ret ini dibimbing oleh Pater Fredy Sebho, SVD seorang Imam Serikat Sabda Allah yang sehari-hari bertugas sebagai formator bagi para frater SVD di Ledalero dan sekaligus sebagai dosen pada Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero (IFTK). Ret-ret ini dikemas dalam satu tema khusus “Jangan Sia-Siakan Masa Muda”. Tema ini merupakan titik tolak sekaligus batu pijakan bagi seluruh proses ret-ret yang berlangsung selama tiga hari tersebut. “Jangan Sia-Siakan Masa Muda” merupakan sebuah ajakan persuasif bagi siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX untuk kembali melihat identitas mereka sebagai pribadi ciptaan Tuhan yang paling unik dengan segala kemampuan dan akal budi yang dimiliki.
Ret-ret sebagai sebuah Proses Tansformasi Diri
Di bawah tema “Jangan Sia-Siakan Masa Muda”, siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX dibimbing untuk membuat semacam penilaian sekaligus evaluasi diri untuk kembali menemukan makna keberadaan atau eksistensi mereka sebagai pribadi di hadapan keluarga, sesama, anggota masyarakat dan di hadapan Tuhan. Penilaian diri yang dimaksudkan di sini adalah sebuah proses menemukan kembali atau melihat kembali aspek dan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam setiap pribadi mereka. “Ret-ret bukan sebuah kesempatan untuk menguduskan diri, melainkan sebuah kesempatan untuk mentransfromasi diri ke arah yang lebih baik”. Kalimat ini merupakan sebuah pesan bermakna yang disampaikan oleh Pater Fredy Sebho, SVD selaku pembimbing ret-ret di awal kegiatan hari pertama. Pesan ini dinilai sebagai sebuah batu pijakan bagi peserta ret-ret untuk secara sungguh-sungguh mengikuti seluruh proses refleksi selama ret-ret dengan baik.
Seluruh proses ret-ret yang berlangsung tiga hari tersebut tidak hanya dilihat sebagai sebuah langkah atau proses untuk memahami kedalaman diri dari segi aspek psikoemosional dan afeksi, tetapi juga untuk kembali melihat sejauh mana proses penerapan aspek-aspek intelektual, sosial dan kerohanian dari siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX dalam kehidupan mereka. Pada titik inilah maka ret-ret ini boleh dimaknai sebagai sebuah proses pembinaan karakter dan pemaknaan diri di tengah realitas hidup sebagai seorang pelajar, anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota Gereja.
Proses pemaknaan diri ini dibentuk melalui berbagai bimbingan rohani seperti doa pribadi dan bersama, refleksi diri, syering kelompok, yang semuanya bermuara kepada usaha untuk menemukan berbagai kekurangan dan kelebihan, baik itu yang tampak melalui sikap, tingkah laku, tutur kata, kebiasaan dan cara hidup setiap hari. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini merupakan titik tolak bagi seluruh proses refleksi selama ret-ret, siapakah saya di hadapan Tuhan dan sesama? Hal-hal apa saja yang tampak dalam sikap hidup saya yang turut memengaruhi relasi saya dengan Tuhan dan sesama? Apakah sikap hidup saya sudah menunjukkan identitas saya sebagai pelajar, anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota Gereja? Apa komitmen baru yang akan saya laksanakan ke depan demi terwujudnya pribadi yang berkualitas dan berintegritas?
Sejumlah pertanyaan di atas pada dasarnya bertitik tolak dari seluruh pergulatan siswa-siswi kelas XII Smks Katolik Syuradikara angkatan IX tentang eksistensi mereka di tengah realitas kehidupan. Selanjutnya, jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan di atas menjadi semacam titik tolak bagi proses transformasi diri mereka ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Transformasi diri ini mutlak perlu bagi terbentuknya sebuah pribadi yang berkualitas dan berintegritas secara khusus semakin menjadi bijaksana dalam menanggapi setiap tantangan zaman.