Oleh Br. Pius Ledo, SVD, S.Pd
Berbicara tentang sejarah berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Katolik Syuradikara, hemat saya ada dua hal yang perlu digali dalam penulisan Sejarah Berdirinya, yakni:
1) Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia.
2) Mengapa Serikat Sabda Allah (SVD) mendirikan SMK Swasta Katolik Syuradikara.
Saat ini peran SMK tidak bisa dianggap remeh, tidak adalagi kedudukan SMK sebagai sekolah cadangan yang menjadi pilihan kedua apabila tidak bisa masuk ke SMA yang diinginkan. Paling tidak ada beberapa alasan kuat mengapa setiap calon siswa yang ingin melanjutkan Pendidikan tingkat SMK harus memilih SMK sebagai pilihan utama dalam memilih. Di bawah ini ada 5 (lima) alasan memilih SMK, antara lain:
- Setiap siswa akan dibekali dengan ilmu pengetahuan khusus yang sesuai dengan minat serta kemampuan masing-masing siswa;
- Siswa akan didorong untuk memiliki bakat berwirausaha (enterpreneurship atau kewirausahaan). Nantinya, setiap siswa SMK terbiasa memiliki etika serta etos kerja yang tinggi;
- Siswa SMK akan selalu diberikan dasar ilmu (basic) tentang pelatihan kerja atau biasa disebut dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG);
- Siswa akan diberikan kemampuan guna menentukan pilihan bidang keterampilan serta keahlian yang harus dikembangkan;
- Lulusan SMK cepat memperoleh pekerjaan, seiring dengan banyaknya perusahaan yang menginginkan pekerja dari lulusan SMK dengan ilmu yang segar atau fresh graduate.
- Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia
Berbicara mengenai Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia, terdapat banyak catatan tapi belum semua bisa dijelaskan. Penamaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah hasil revolusi dari nama-nama sebelumnya. Di dalam sejarah pendidikan Indonesia, sebelum SMK dikenal, STM yang kita tahu merupakan akronim dari Sekolah Teknologi Menengah. Ada lagi SMEA singkatan dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas, ada juga Sekolah Menengah Industri dan Kerajinan yang disingkat dengan SMIK, Sekolah Menengah Musik (SMM), dan lain-lain.
Melihat isu-isu yang berkembang di masyarakat tentang SMK, bisa dirasakan banyak hal positif yang bisa menjadi sumber inspirasi, seperti; produk otomotif lahir dari keahlian anak-anak SMK, contoh: mobil Esemka, komputer Zyrex, Buggy Car dan lain-lain. Belum lagi bila kita berbicara kiprah anak-anak. SMK di kancah internasional, semisal pelajar SMK Indonesia memenangkan kontes dalam ajang World Skill Competition – kompetisi tingkat dunia yang memperlombakan keahlian dan Indonesia meraih medali emas, perak juga Medallion excellence.
Itulah mengapa saat ini Sekolah Menengah Kejuruan sudah menjadi bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional. Di samping bertujuan guna menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), SMK berkomitmen untuk membantu mengurangi jumlah pengangguran usia produktif.
- Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Katolik Syuradikara.
Ketika membaca hasil revolusi dari nama-nama sebelumnya, Serikat Sabda Allah (SVD) teringat kembali akan SMEA Syuradikara yang pernah didirikannya beberapa tahun silam bersamaan dengan Sekolah Mengah Umum yang sekarang dikenal dengan nama SMA Swasta Katolik Syuradikara. Dari kedua sekolah di bawah asuhan Serikat Misi SVD yang bisa bertahan hanya SMU; sedangkan SMEA Syuradikara hanya mampu bertahan sampai dengan 10 (sepuluh angkatan). Sekolah Kejuruan yang dikenal dengan nama SMEA Syuradikara ini akhirnya ditutup dengan alasan kekurangan finansial karena ada begitu banyak peralatan praktik yang harus diadakan.
Baru pada tahun 2012/2013 menjelang pesta intan SMA Swasta Katolik Syuradikara, isu pembukaan sekolah baru mulai bergulir di kalangan anggota Serikat Sabda Allah; dengan alasan Syuradikara hampir menginjak usia intan (60 tahun) belum bisa melahirkan unit sekolah baru dari Rahim Syuradikara.
Menjawabi isu yang sedang berkembang itu, P. Stefanus Sabon Aran, SVD, M.Pd, yang saat itu menjabat sebagai Kepala SMA Swasta Katolik Syuradikara, berinisiatif untuk membuat rencana dan mempelajari secara detail bagaimana proses membuka sebuah unit sekolah baru. Proses persiapan terus berjalan yang bisa mnyita waktu 1 tahun lebih. Setelah selesai proses persiapan proposal pembukaan SMK Syuradikara dikirim kepada Bupati Kabupaten Ende. Setelah disetujui pimpinan Daerah Kabupaten Ende lalu dikeluarkan Ijinan Operasional dengan SK Pendirian dari: BU.490.04/157/PPO/2013 pada tanggal 17 Mei.
Tanggal dikeluarkan SK Pendirian itu lalu ditetapkan sebagai hari lahirnya SMK Swasta Katolik Syuradikara.
Mengingat kesulitan tenaga, maka P. Stefanus Sabon Aran, SVD, M.Pd yang saat itu menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAS Katolik Syuradikara merangkap tugas sekaligus sebagai Kepala SMK Swasta Katolik Syuradikara. Baru pada tahun 2015, tugas itu dialihkan kepada Br. Pius Ledo, SVD, S.Pd sebagai Kepala Sekolah sampai dengan saat ini.*