Ejakulasi Dini Pendidikan

Presepsi publik mengenai ejakulasi ialah kejadian pria yang mengalami orgasme setelah melakukan hubungan seksual atau mengalami stimulus penis dalam waktu singkat maupun waktu yang cukup lama.

Proses ini menegaskan bahwa ada dinamika dalam keharmonisan hidup rumah tangga. Ada yang benar-benar harmonis karena stimulus penis sangat lama dan dikatakan kuat dan sebaliknya ada yang terpincang-pincang oleh karena terjadi terlalu dini. Dalam bahasa sastra, itu terjadi terlalu pagi atau masih terlalu pagi.  Dalam fakta di atas, saya menerjemahkan ejakulasi ini ke dalam aspek edukasi, sejauh pengalaman dan melihat proses pendidikan itu berjalan. Penulis menyebut ini sebagai satu bentuk ejakulasi dini dalam dunia pendidikan. Mengapa ejakulasi?  Sebabnya apa dan solusi yang perlu diambil seperti apa?

 Fenomena Ejakulasi Pendidikan

Pendidikan dalam kadar ‘kesekarangan’ tampak dilematis karena prosesnya terganggu oleh sistem-sistem. Mengapa sistem? Proyek pendidikan dalam skal besar tidak terlepas dari sistem. Dari regulasi pemerintah yang ditarik dari setiap bidang seperti ekonomi, sosial, politik, dan lainnya merupakan kriteria dalam proyek pendidikan itu sendiri. Kriteria yang dipakai ialah efektivitas kolaborasi antarlembaga nasional maupun internasional.

Dalam proses kerja yang demikian, misalnya suplai bantuan dari sudut ini dan itu, pasti maupun belum pasti akan membawa efek irasional karena terjadi penyimpangan dalam proses itu. Misalnya, dalam Setiap tahunnya sekitar 5.000 dokter, 1.350 dokter gigi, 34.000 perawat and 10.000 bidan lulus dari 70 sekolah kedokteran, 23 sekolah kedokteran gigi, hampir 600 sekolah kebidanan dan lebih dari 500 sekolah perawat; semua termasuk dalam kategori institusi-institusi pendidikan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Mutu sebagian besar sekolah masih perlu ditingkatkan, terutama institusi swasta yang masih baru. Hal ini tercermin dari rendahnya mutu pelayanan yang diberikan oleh sebagian besar dokter, bidan, dan perawat di Indonesia. Reformasi sistem tenaga kesehatan yang sudah mulai dijalankan memberikan dasar bagi perbaikan pendidikan tenaga kesehatan namun implementasi dari reformasi ini baru saja dimulai (Bdk. The World Bank).

Model ini adalah satu reformasi sistem tenaga kesehatan yang berdampak global. Jika bukan masalah Indonesia, maka ini adalah masalah internasional. Implementasi dari reformasi atau teriakan soal pendidikan karakter masih jauh dari harapan. Ketika seorang bidan ditempatkan di sebuah desa, tetapi dalam proses menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga kesehatan, ia menemukan banyak persoalan seperti masalah dalam persediaan obat-obatan, peralatan medis, dan lain-lain. Atau lebih tegas, mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat masih belum stabil karena alasan teknis dan sistem kerja yang membuatnya jadi irasional.

Penulis melihat fenomena ini sebagai sebuah ejakulasi dini dalam dunia pendidikan. Sebelum dan sesudah proses pendidikan, pasti hasil akhirnya ada yang baik dan buruk. Maka, karakter pendidikan tidak berjalan baik dan dinamika ini merupakan cara yang dipakai individu atau lembaga tertentu untuk menyerap suplemen atau gisi dari pelbagai regulasi yang diberikan. Entahlah, saya menilai proses ini sebagai ejakulasi karena proporsionalitasnya tidak tampak ketika harga diri sekolah yang dilihat pas-pasan, tetapi di akhir atau pada bagian klimaks, yang dituai ialah seratus persen. Benarkah?

 

Peta Lokasi

Social Media