Oleh: Eto Kwuta
Pramuka tidak sekedar basa-basi, tempat bermain tanpa arti, ruang berekspresi tanpa hasil, tetapi merupakan wadah pembentukan mentalitas kepribadian anak-anak Indonesia yang cerdas, terampil, maju, berwawasan luas dan mampu bersaing di tengah perkembangan ilmu dan teknologi. Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Tapi sebelum singkatan ini ditetapkan, kata Pramuka asalnya diambil oleh Sultan HamengkuBuwono IX dari kata "Poromuko" yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Dalam perjalanan pendidikan di Indonesia, kepramukaan diputuskan menjadi ekstra wajib bagi semua tingkat pendidikan dari SD sampai SMA/SMK/MA, dan lainnya.
Pada hari Kamis, 04 April sampai 07 April 2019, kedua lembaga pendidikan SMA Syuradikara dan SMK Swasta Katolik Syuradikara mengadakan perkemahan akbar di Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Perkemahan ini dinamakan PERJUSAMI (Perkemahan Jumat - Sabtu - Minggu). Pada hari Jumat, 05 April 2019, apel pembuka kegiatan Pramuka dipimpin oleh Kakak Silvester Keu, S.Pd. Beliau dimandatkan sebagai koordinator umum dalam seluruh kegiatan kepramukaan Syuradikara.
"Menjadi anggota Pramuka berarti Anda harus siap menjadi pahlawan. Dengan melihat semangat visi dan misi kedua lembaga sekolah SMA dan SMK Syuradikara, maka Anda siap menjadi pahlawan utama," ungkapnya dalam sambutan.
Lebih jauh, Kakak Silvester Keu menambahkan soal pembentukan karakter anak-anak yang siap tampil di tengah krisis yang melanda Indonesia. Krisis dalam semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya.
"Pramuka Syuradikara akhirnya mengperkenalkan juga tentang tempat perkemahan di Desa Wologai Tengah. Pihak pengelolah bumi perkemahan Wologai merasa bersyukur dan bangga atas kesediaan kedua lembaga besar SMA dan SMK Syuradikara memilih Wologai sebagai tempat perkemahan," tegas Kakak Wempy selaku ketua pengelolah perkemahan ini.
Dalam pertemuan bersama Dewan Kehormatan Pramuka, Kaka Pembina Fernando Hampaty pun menegaskan tentang keterlibatan DKP dalam kepanitiaan merupakan satu jalan untuk belajar berorganisasi dalam level pramuka SMA/SMK. Tentu saja, menjadi Dewan Kehormatan Pramuka berarti menjadi panutan dalam seluruh proses kepramukaan. Untuk itu, Pramuka harus melekat dalam diri semua anggota Pramuka selama hayat dikandung badan. Ini berarti, selama kita hidup dan sampai mati pun, Pramuka adalah kunci bagi semua insan Indonesia untuk bertarung melawan tantangan Globalisasi.
Br. Kris Riberu saat memimpin upacara Jalan Salib (Jumat, 5 April 2019)
Dengan demikian, kunci kesuksesan di masa depan adalah dengan menguasai semua tata cara kepramukaan dan belajar tentang sejatinya menjadi pramuka yang handal dalam setiap persoalan hidup. Dinamika kepramukaan yang sadar konteks adalah pembentukan karakter anak-anak yang siap berimprovisasi dan berkolaborasi dalam semua lini kehidupan.*