Puisi

Himne Syuradikara

Pater Karel van Trier memberi nama Syuradikara dalam sebuah lagu, Himne Syuradikara. Himne ini sungguh agung jika dinyanyikan dengan penuh penghayatan. 

Pada awal penciptaannya, Pater van Trier hanya menggubahnya dalam paduan suara sejenis, karena siswa Syuradikara ketika itu semuanya laki-laki. Kenyataan  musikal ini berlangsung cukup lama, meskipun jumlah siswa putra dan putri sudah berimbang. Himne ditampilkan dalam satu jenis suara. Syair asli Himne Syuradikara adalah sebagi berikut :

Bait 1

Cita-cita yang kukandung murni mulia

Hendak mengangkat bangsaku, Indonesia

Giat gembira, bagai perwira

Kurban dan perjuangan tak kuelakkan

Refr

Syuradikara! Nyalahkan bara

Pencipta pahlawan

Mulia megah

Syuradikara, suar batinku

Suluhi langkahku

Syuradikara

Bait 2

Laut yang luas jadi lambang cita-citaku

Gunung tinggi lambanglah, iman yang teguh

Tuhan Yang Esa, Mahamulia

Kuberbakti padaMu

sampai matiku

 

Tahun 1978 Drs. Ferdy Levi yang biasa disapa murid-muridnya dengan nama Pak Levi memulai pengabdiannya sebagai guru Bahasa Inggris di SMAK Syuradikara. Ketika itu Bapak Yohanes Nurak menyodorkan kepada Pak Levi Himne Syuradikara. Intuisi seni dan kecintaan Pak Levi pada lagu, langsung menggerakan pikiran, hati, dan tangannya untuk mulai dengan mengubah akord agar pas untuk koor campur dengan empat suara. Selain mengubah akord syairnya juga di"rapihkan" pada satu kata saja. Perhatikab Bait Kedua, baris kedua.

Bait 2

Laut yang luas jadi lambang cita-citaku

Gunung tinggi lambanglah, iman yang teguh

Tuhan Yang Esa, Mahamulia

Kuberbakti padaMu

sampai matiku

Diganti menjadi:

Laut yang luas jadi lambang cita-citaku

Gunung tinggi pralambanglah, iman yang teguh

Tuhan Yang Esa, Mahamulia

Kuberbakti padaMu

sampai matiku

 

Peta Lokasi

Social Media